CiptanewsBanten – Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Argowilis kembali menghadirkan inovasi dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026 melalui kegiatan Kemah Penuh Cerita, yang digelar pada 19–20 Juli 2025 di Baron Forest Adventure (BFA), Banyumas.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian MPLS yang akan berlangsung hingga 24 Juli mendatang. Mengusung pendekatan edukatif berbasis alam, para peserta MPLS diajak untuk terjun langsung mengenal lingkungan, membangun kemandirian, serta memperkuat kemampuan beradaptasi dan berkolaborasi.
Kegiatan dimulai dari sekolah PKBM Argowilis di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok. Para peserta menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit menuju lokasi kemah. Sepanjang perjalanan, peserta melewati tiga pos edukatif yang telah disiapkan panitia. Masing-masing pos menyuguhkan aktivitas berbeda, mulai dari menyanyikan yel-yel semangat, mengikuti permainan edukatif, hingga menulis cerita dan merefleksikan pembelajaran dari alam sekitar.
Pada malam hari, kegiatan dilanjutkan dengan malam keakraban (makrab) yang diisi dengan pemberian motivasi dari para tokoh lembaga, seperti Ketua Yayasan, Direktur Yayasan, Kepala PKBM, serta para tutor yang terlibat langsung mendampingi peserta.
Direktur Yayasan Argowilis, Abidin, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekedar kemah, melainkan proses pembelajaran menyeluruh bagi peserta.
“Lewat kemah ini, kami ingin peserta didik merasakan langsung nilai-nilai kehidupan dari alam, serta belajar menjadi pribadi yang lebih mandiri dan peduli lingkungan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua PKBM Argowilis, Isrodin, S.Pd.I, menyampaikan bahwa MPLS harus menjadi awal yang bermakna bagi setiap warga belajar.
“Kami ingin warga belajar sejak awal merasakan bahwa proses pendidikan di PKBM adalah perjalanan yang menyenangkan, relevan, dan dekat dengan kenyataan kehidupan mereka,” tuturnya.
Melalui kegiatan MPLS yang kreatif dan membumi ini, PKBM Argowilis terus menunjukkan komitmennya dalam menyelenggarakan pendidikan nonformal yang tidak hanya memberi akses belajar, tetapi juga membentuk karakter dan semangat hidup peserta didik. (*/Redaksi)
